Implementasi Embung Dalam Mendukung Swasembada Pangan
By Admin
nusakini.com - Pati (22/3) - Staf Ahli Menteri, Bidang Infrastruktur Pertanian Kementerian Pertanian, Ani Andayani menyatakan bahwa implementasi embung bagi pertanian sangatlah strategis dalam mendukung swasembada pangan terutama untuk capaian efektifitas dan efisiensi pemanfaatannya. “Air harus dihitung betul neraca airnya” ujar Ani pada saat membuka acara FGD (Focus Group Discussion) di Pati, Kamis 22 Maret 2018.
FGD ini merupakan salah satu langkah konkrit menindaklanjuti Instruksi Presiden (INPRES) No.1 Tahun 2018 tentang percepatan penyediaan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya di desa, diantaranya akan membangun 30.000 unit embung dan infrastruktur panen air lainnya di setiap desa yang berpotensi.
FGD tatakelola infrastruktur kali ini merupakan yang ke-10, bersinergi antar K/L terkait irigasi. Kegiatan kali ini melibatkan beberapa K/L dan swasta yang telah banyak berpengalaman dalam embung, yaitu Kementerian Dalam Negeri/Pemda, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta BMKG dan Yayasan Obor Tani.
“Pada FGD hari ini kami akan menyusun dan merumuskan metode penyampaian teknologi dasar tentang perencanaan embung yg akan menjadi format acuan bagi pelatihan kepada pendamping desa” ujar Ani.
Lebih lanjut Ani menambahkan, transfer teknologi dan ilmu pengetahuan dasar tentang perencanaan embung dan tampungan air lainnya kepada para pendamping desa diperlukan pada
saat menyusun rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur panen air di lapangan.
“Pendamping desa nantinya akan menyusun desain dan rencana pembangunan infrastruktur panen air, salah satunya embung sesuai dengan kondisi dan potensi sumber daya air di lokasi binaan,” ungkap Ani.
Sebagai informasi, sejak awal menjadi Menteri Pertanian, Amran Sulaiman fokus pada peningkatan kesejahteraan petani. Salah satu cara dengan pembangunan dan pengembangan embung bagi usaha pertanian berbasis lahan. Keberadaan embung bukan hanya menumbuh suburkan luas wilayah tanam pertanian, tetapi juga berdampak baik pada sekitarnya terutama untuk keberlanjutan usaha pertanian sepanjang musim karena ketersediaan air yang cukup pada embung.
Penyediaan air yang tepat bagi 30.000 unit embung yang dibangun di seluruh Indonesia ini diharapkan nantinya petani akan mampu melakukan usaha-usaha tani sepanjang musim baik tanaman pangan, hortikultura maupun hijauan pakan ternak dan peternakan. Hal ini sangat membantu proses pencapaian ketersediaan pangan sepanjang musim, meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi angka pengangguran karena pembangunan embung di pedesaan dengan "cash forwad" dan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal.
“Air sebagai zat yang tidak ada substitusinya maka tatakelolanya harus secara tepat dimana perhitungan neraca air merupakan cara agar pemanfaatan nya bisa efisien dan efektif” pungkas Ani. (pr/eg)